PENDAHULUAN
Di Indonesia, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, penyakit jantung menduduki peringkat pertama sebagai penyebab utama kematian umum pada tahun 2000, sebesar 26,3% kematian. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2004 menunjukkan sebanyak 51 dari 1000 penduduk usia lebih dari 15 tahun memiliki pengalaman sakit dada.
DEFINISI
Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah koroner yang mengalirkan darah, oksigen, dan nutrisi yang penting untuk jantung mengalami penyempitan. Dengan berkurangnya pasokan darah akibat proses penyempitan tersebut, otot-otot jantung dapat mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi normal·
PENYEBAB
Penyempitan pembuluh darah koroner dapat terjadi karena terbentuknya suatu plak pada pembuluh darah arteri koroner di jantung. Plak terbentuk perlahan-lahan, berasal dari senyawa kolesterol, dan semakin lama semakin menyumbat ruang pembuluh darah koroner. Namun plak yang pecah dapat menyebabkan reaksi spontan tubuh dimana dapat menyebabkan penyumbatan total secara tiba-tiba.

Gambar 1. Sumbatan pembuluh darah jantung karena plak
GEJALA
Akibat penyempitan pembuluh darah , terjadi penurunan pasokan darah yang dirasakan pasien sebagai keluhan nyeri dada (angina pectoris), sesak nafas, hingga henti jantung. Nyeri dada yang khas untuk penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut.
-
Bersifat tumpul, seperti ditekan benda berat
-
Dapat terasa menjalar ke lengan, bahu, punggung kiri
-
Sering muncul saat melakukan aktivitas fisik
-
Sebagian dapat menghilang dengan istirahat
Namun beberapa individu dapat mengalami gejala lain yang tidak khas seperti nyeri ulu hati, sesak nafas, dan kelemahan umum.
FAKTOR RISIKO
Dengan memiliki setiap keadaan-keadaan ini seseorang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung koroner.
-
Merokok
-
Tekanan darah tinggi
-
Diabetes mellitus
-
Kegemukan
-
Kadar kolesterol tinggi dalam darah
-
Gaya hidup sedentarian (sedentary lifestyle)
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penyakit jantung koroner mencakup perubahan gaya hidup, konsumsi obat-obatan dan tindakan prosedural tertentu apabila diperlukan. Perubahan gaya hidup bertujuan mengurangi faktor-faktor risiko yang dimiliki, antara lain :
-
Berhenti merokok
-
Konsumsi makanan sehat dan diit seimbang
-
Mengurangi kelebihan berat badan
-
Olahraga teratur
-
Mengurangi stres
Adapun obat-obatan yang diberikan oleh dokter terhadap pasien dengan penyakit jantung koroner adalah :
-
Obat penurun kadar kolesterol
-
Aspirin
-
Penghambat reseptor beta
-
Nitrogliserin
-
Angiotensin converting enzym (ACE) inhibitors, dan Angiotensin II receptor blockers (ARBs)
Dalam beberapa keadaan khusus, pada penyakit jantung koroner diperlukan tindakan pengobatan yang lebih agresif. Tindakan prosedural tersebut antara lain :
-
Angioplasty dan pemasangan stent (Percutaneous coronary revascularization)
-
Pembedahan grafting pembuluh darah koroner jantung (Coronary artery bypass grafting)
TINDAKAN INTERVENSI KORONER
Yang dimaksud dengan tindakan intervensi pada penyakit jantung koroner adalah prosedural angioplasty dan pemasangan stent. Percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA) telah berkembang pesat sejak lebih dari 20 tahun lalu. Perkembangan yang pesat dari tindakan intervensi ini dikarenakan tindakan ini lebih dapat diterima oleh pasien dibandingkan tindakan pembedahan grafting pembuluh darah jantung (CABG).
Tindakan PTCA atau PCI (Percutaneous coronary intervention) adalah suatu tindakan non-pembedahan, dimana dokter akan memasukkan sebuah karet yang tipis dan fleksibel (kateter) dan menempatkan sebuah benda yang disebut “stent” dimana membuka sumbatan aliran pada pembuluh darah jantung tersebut.

Gambar 2. Pelebaran sumbatan pembuluh darah dengan balon dan stent
Tindakan ini akan memperbaiki aliran darah, dimana akan mengurangi gejala sakit dada, dan meningkatkan kemampuan seseorang dengan penyakit jantung koroner untuk melakukan aktivitas sehari-hari kembali.
PROSEDURAL SINGKAT PTCA
Sebelum memulai tindakan PTCA/PCI, dokter akan memberikan penjelasan mengenai risiko dan keuntungan dari tindakan tersebut. Informasikan kepada dokter apabila anda memiliki keadaan-keadaan sebagai berikut.
-
Riwayat alergi terhadap zat kontras, iodin, obat, dll.
-
Riwayat asma
-
Riwayat gangguan perdarahan, atau konsumsi obat-obat pengencer darah
-
Riwayat penyakit ginjal atau diabetes
-
Sedang hamil
Sesaat sebelum prosedur tindakan, pasien dapat diberikan obat-obat penenang untuk mengurangi kecemasan. Rambut-rambut di sekitar tempat insersi kateter akan dicukur dan jalur infus akan dipasang sebagai persiapan apabila pasien membutuhkan obat segera.
Sebuah obat bius lokal akan disuntikan ke dalam kulit tempat kateter akan diinsersikan. Setelah obat bius tersebut bekerja, sebuah kateter akan dimasukkan melalui pembuluh darah di paha atau lengan.
Dengan dibantu pemeriksaan X-ray khusus yang disebut fluoroskopi, kateter akan ditempatkan sampai ke pembuluh darah jantung yang mengalami penyempitan.

Gambar 3. Insersi kateter melalui pembuluh darah di paha atau lengan
Setelah ujung kateter sampai pada daerah tersebut, sebuah balon yang terbungkus oleh “stent” pada ujung kateter akan dikembangkan. Balon tersebut akan menekan plak yang menyebabkan sumbatan dan mengembangkan stent. Setelah stent terbuka, balon akan dikempiskan dan dikeluarkan, meninggalkan stent yang membuka dan mempertahankan aliran darah pada pembuluh koroner jantung jantung.

Gambar 4. Pembukaan sumbatan pembuluh darah jantung dengan stent
Ketika tindakan selesai, kateter akan dikeluarkan dan dilakukan penekanan pada tempat insersi untuk menghentikan pendarahan. Apabila kateter dimasukkan melalui pangkal paha, anda akan diminta untuk menjaga tungkai agar tetap lurus untuk beberapa jam. Apabila kateter dimasukkan melalui lengan, lengan anda akan diganjal dengan bantal dan dijaga agar tetap lurus.
Setelah prosedur tindakan, anda akan diobservasi di ruang perawatan khusus selama beberapa jam. Kebanyakan pasien akan menginap di rumah sakit setelah tindakan ini. Setelah pulang ke rumah, perhatikan keadaan tempat insersi kateter. Sebuah memar kecil merupakan hal normal, namun segera hubungi dokter apabila terdapat peningkatan rasa nyeri, kemerahan, pendarahan, dan nanah pada tempat insersi.
(1) Litbang http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/viewFile/2182/1103
(2) http://www.heartandstroke.com/site/c.ikIQLcMWJtE/b.3831925/k.4F32/Heart_disease__Percutaneous_coronary_intervention_PCI_or_angioplasty_with_stent.htm